kok keluar dari tempat kerja?
sebuah kalimat ini yang mendadak muncul di benak ini, pertanyaan yang terlontar dari ibu saya sendiri.
Banyak hal yang menjadi pertimbangan saya waktu itu memutuskan untuk keluar dari sebuah perusahaan dan akhirnya beralih bekerja untuk menjadi seorang guru, rasanya ini merupakan suatu panggilan.
Sejak bumi dijadikan (agak berlebihan ya ๐ ) tidak terpintas oleh saya untuk menjadi seorang guru, ataupun sejak saya dilahirkan tanggal 11 Agustus 17 tahun yang lalu (makin berlebihan).
Saya dilahirkan oleh seorang Ibu yang berprofesi sebagai seorang guru, ibu saya pernah menyarankan saat saya masih sma untuk kuliah jurusan keguruan, menjadi seorang guru namun saya pikir itu tidak mungkin, karena saat itu saya masih menjadi seorang murid sma, melihat kehidupan seorang guru dimana harus mengurus murid-murid yang terlambat ke sekolah, yang tidak mengerjakan pr,yang malas belajar, menghadapi orangtua murid, belum lagi mendapat ejekan dibelakang apabila sedang mengajar, saya rasa saat itu menjadi seorang guru benar-benar berat yang membuat saya berpikir tidak mungkin untuk bisa jadi seorang guru.
Saya kuliah bukan jurusan pendidikan, lulus dan bekerja. Saya bekerja ke negri orang dan pulang kembali ke negri tercinta bekerja di sebuah perusahaan kimia, dan ternyata terpanggil menjadi seorang guru, kuliah kembali mengambil jurusan pendidikan dan sampai saat ini masih berkecimpung didunia pendidikan.
Masih sangat muda perjalanan saya menjadi seorang guru sampai sekarang ,belasan tahun terlewati dan ternyata panggilan ini merupakan panggilan yang sangat mulia, memang tidak mudah menjadi seorang guru dan tidak akan pernah sempurna dalam mengajar, hanya berdoa dan berusaha sebaik mungkin dalam mendidik, hasilnya memang tidak terlihat instan karena ibarat menanam sebuah pohon mangga, saat ditanam dari sebuah benih maka dibutuhkan waktu untuk proses sampai menghasilkan buah, begitupun sebagai seorang guru, saat melihat seorang anak didiknya berhasil dan menjadi orang yang sukses pun membutuhkan proses, kesuksesan seorang murid merupakan kebahagiaan yang tak ternilai dengan apapun.
Banyak alasan yang mungkin juga terjadi pada seseorang saat memutuskan untuk keluar dari suatu tempat kerja, dan pastinya menginginkan suatu hal yang lebih baik dari sebelumnya. setidaknya masuk secara baik-baik maka keluarlah juga dengan baik-baik sehingga tali persaudaraan tidak putus dan bisa menambah persaudaraan yang lebih luas lagi.
Guru tetaplah akan menjadi seorang guru, dan itu tidak pernah menjadi masalah, guru tidak pernah iri melihat kesuksesan sang siswa karna kesuksesan nya merupakan tujuan hidupnya menjadi seorang guru. Dan memiliki komunitas guru blogger lagerunal ini menambah khasanah keindahan menjadi seorang guru, senang sekali bisa berjumpa , bercanda tawa walau hanya lewat kata๐
salam literasi
leni priska
#kamis menulis
Manis sekali kesan ceritanya, Bu Leni. Kebahagiaan menjadi guru akan direguk karena dijalani dari hati.
BalasHapusSemanis bu tini memberikan komentar, terimakasih bu tini๐
BalasHapusWah mantap cik gu...menjadi guru memang sesuatu yang luar biasa.namun banyak memberikan warna loh.yang pasti seru...
BalasHapusHal yang sama yang aku alami buk..keluar kerja di ibu kota dan mengabfikan diri di desa karena panggilan hati dan alhamdulilah bekerja jadi guru itu membahagiajan. 7 tahun pengabdian bukanlah singkat dari sana banyak belajar. Alhamdulilah..
BalasHapusLuar biasa,,,tidak ada yang instan
BalasHapusPengalaman adalah guru yang paling berharga. Guru juga merupakan pekerjaan yang sangat mulia, dengan ikkhas menjalaninya semoga menjadi amal jariyah bagi kita para guru.
BalasHapusPengalaman yang akan membanggakan bagi siapa saja yang membacanya.
BalasHapusTerus menjadi guru yang selalu belajar.
Sehat selalu Bu
Ya, ada suka dan dukanya menjadi guru. Selama penghasilan masih cukup untuk kebutuhan, menjadi guru termasuk pilihan kerja yang terbaik.
BalasHapus